https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9b38b4fb-0920-4207-9a44-d203db784584.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9b38b4fb-0920-4207-9a44-d203db784584.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/9b38b4fb-0920-4207-9a44-d203db784584.jpeg

Teknologi Pengusir Macet

12 February 2015

dilihat 28x




Macet bukan cuma kutukan untuk warga Jakarta, tapi juga kota-kota metropolitan lain. Bangkok pernah punya masalah ini. Beijing dan kota-kota besar lainnya di China kini direpotkan dengan masalah ini. Bahkan di Amerika Serikat, kota-kotanya kini menghadapi masalah yang sama.

Jalanan yang macet bukan hanya menyebabkan frustrasi dan stress pengguna mobil, tapi juga sangat mahal dan boros energy. Berdasarkan penelitian Centre for Economics and Business Research, kemacetan lalulintas di Amerika Serikat menyebabkan kerugian ekonomi hingga $124 miliar pada 2013. Diperkirakan nilai kerugian di Eropa dan Amerika bisa mencapai $293 miliar. Inrix perusahaan informasi lalulintas bahkan menghitung harga karbon dioksida yang di keluarkan mobil dalam saat terpaksa berhenti berlama-lama karena macet. Dari hitungannya muncul angka $300 juta pada 2013. Inrix bahkan melakukan perhitungan untuk memprediksi berapa mahal emisi gas buang karbon dioksida jika situasinya tidak diperbaiki. Keluar angka prediksi $ 538 juta pada 2030. Total selama periode 17 tahun itu, harga CO2 yang terbuang sia-sia itu mencapai $7.6 miliar.

Selain menimbulkan masalah, macet ini juga mengundang para ahli untuk mencarikan solusi. Salah satu yang ditawarkan adalah connected vehicles. Teknologi ini disebut-sebut sebagai alternatif terbaik memecah kemacetan. Connected vehicles dapat dibayangkan seperti mobil-mobil yang menyatu seperti kereta api, saling sambung-menyambung dipimpin satu mobil didepan. Karena menyatu, jarak antar mobil jadi sempit. Kecepatannya juga jadi seragam yang semuanya itu dipercaya mengurangi resiko terciptanya macet.

Teknologi ini membutuhkan teknologi autonomous car yang saat ini sudah dikuasai. Juga teknologi komunikasi antar mobil maupun dengan infrastruktur jalan termasuk rambu. Teknologi ini juga sudah cukup matang.

Buat Indonesia teknologi ini mungkin masih jauh dari jangkauan karena infrastruktur yang tidak memadai. Bagi Indonesia, kemacetan akan bisa dikurangi jika transportasi umum di perbaik dan disiplin lalulintas ditingkatkan.

0 Komentar


Tambah Komentar