Renault bekerjasama dengan Portuguese Autonomous Region of Madeira dan perusahaan listrik Empresa de Electricitade da Madeira untuk menerangi pulau Porto Santo menggunakan energi terbarukan yang dibangkitkan sendiri di pulau itu. Kincir angin dan sel surya akan dipasangkan dengan baterai pack bekas mobil listrik. Dan mobil listrik yang digunakan di pulau itu bisa melepas listriknya ke jaringan listrik pulau jika diperlukan. Kincir angin dan sel surya kini menyumbang 15 persen dari kebutuhan listrik pulau itu.
Terletak di kepulauan Madeira, Portugal, Pulau Porto Santo dinilai ideal untuk ujicoba teknologi ini. UKurannya kecil, kurang dari 120 km2 dengan penduduk yang jarang, total hanya 5.438 orang. Jadi kebutuhan listriknya relatif kecil. Proyek ini akan berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama warga Porto Santo akan mendapat 14 unit Renault Zoe hatchback dan enam Kangoo ZE. Mobil listrik ini didukung 40 titik isi ulang/charging station.
Pada akhir 2018 Renault akan membangun Vehicle-to-Grid (V2G) syatem sehingga mobil-mobil itu bisa melepas tenaga listriknya ke jariangn listrik pulau saat diparkir. Pada fase tiga, Renault akan memperkenalkan apa yang disebut 'second life' untuk battery pack. Batery pack yang sudah tidak efisiens lagi dipakai di mobil listrik digunakan untuk menyimpan listrik yang dihasilkan kincir angin dan solar cell. Ini menjadi salah satu alternatif re-use baterai mobil listrik daripada ditumpuk di tempat pembuangan akhir. Proyek ini diharapkan bisa tuntas dalam 18 bulan.
Renault bukan yang satu-satunya yang menggabungkan batery pack bekas dan V2G system dengan renewable energy. Tesla sudah mengembangkan sejenis ini di Australia dengan skala yang lebih besar.
"Tujuan kami adlah membangun model yang bisa diaplikasikan di pulau-pulau lain ," kata Eric Feunteun, Director of EV and New Business, Renault.