27 December 2022
dilihat 670x
Mobilku.com - Salah satu alasan banyak orang tergiur dengan mobil listrik adalah biaya pajaknya yang sangat murah.
Sebagai contoh, besaran pajak Wuling Air EV yang harus dibayar pada tahun pertama sekitar Rp 800 ribu dan setiap tahun berikutnya hanya Rp 500 ribu, jauh lebih murah dibandingkan mobil konvensional.
Belum lama ini tersebar sebuah foto yang diduga adalah bukti pajak untuk mobil Wuling Air EV. Dari foto tersebut dapat dilihat rincian pajak tahun pertama itu terdiri dari:
PKB (Pajak Kendaraan Bermotor): Rp 388.500
SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan): Rp 143.000
Biaya Administrasi STNK: Rp 200.000
Biaya Administrasi TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor): Rp 100.000.
Sedangkan untuk BBN (Bea Balik Nama) nilainya Rp 0 alias gratis. Di wilayah Jakarta, PKB tahunan dan BBN kendaraan listrik memang digratiskan seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur no.41 tahun 2021 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Selanjutnya, saat perpanjangan STNK pemilik kendaraan bakal membayar lebih murah lagi. Pasalnya pada tahun selanjutnya, pemilik kendaraan hanya akan dikenakan PKB dan SWDKLLJ. Artinya, bila hanya dua instrumen itu maka pembayaran pajak Wuling Air ev hanya akan menjadi Rp 531.500.
Pemilik kendaraan akan kembali membayar pajak Rp 831.500 pada tahun kelima saat pergantian plat nomor dengan tahun baru. Selain pajaknya yang rendah, PT Wuling Motors Indonesia juga mengklaim biaya kepemilikan Air ev cukup rendah.
Dengan kapasitas baterai 26,7 kWh (versi Long Range), maka untuk mengisi penuh baterai akan menghabiskan Rp 65.842. Simulasi tersebut memperhitungkan tarif pengisian di SPKLU sebesar Rp 2.466/kWh.
Sekadar perbandingan, bila mobil bensin dengan konsumsi BBM 1:20 (1 liter untuk 20 km) maka untuk menempuh jarak 300 km dibutuhkan 15 liter bahan bakar.
Bila bahan bakar yang digunakan jenis Pertalite dengan harga Rp 10.000 per liter, maka membutuhkan uang Rp 150.000 untuk menempuh jarak 300 km. Biaya itu akan lebih mahal jika BBM yang digunakan harganya lebih tinggi dari Pertalite.
0 Komentar
Tambah Komentar