Nissan secara resmi akan berlaga di seri balap ketahanan 2015 dengan mengandalkan GT-R LM Nismo. Mengandalkan system penggerak hybrid seperti rival-rivalnya, yaitu Audi, Porsche dan Toyota.
Mesin 3.0 liter twin-turbocharged V6 dipasangkan dengan 5-speed sequential gearbox. Mesin konvensional ini bisa memproduksi daya maksimal hingga 550hp. Mesin ditemani Energy Recovery System yang bisa mengelontorkan tenaga tambahan hingga 700hp sehingga kombinasi tenaga yang bisa diproduksi system hybreid GT-R LM mencapai 1200hp, atau terbesar diantara competitor lainnya.
Bedanya, GT-R tidak menempatkan mesin di tengah dengan penggerak roda belakang seperti lainnya, tapi menempatkan mesin di depan dan berpenggerak roda depan. Disini uniknya karena mobil balap itu biasanya menempatkan mobil ditengah dan berpenggerak roda belakang untuk mendapatkan stabilitas dan kecepatan maksimal.
Kedua pembangkit tenaga itu dipasang di bagian depan sehingga moncong mobil balap menjadi sangat panjang. Akibatnya kokpit seperti terdorong jauh kebelakang. Profil ini mengingatkan pada prototype DeltaWing dan penerusnya ZEOD RC. Namun bentuknya yang tidak biasa juga sekaligus inovatif. Karena menggunakan penggerak roda depan, berarti prototype memiliki jarak antar roda depan lebih lebar dari pada roda belakang.
Peristiwa ini menandakan kembali Nissan setelah 16 tahun absen dari kelas tertinggi. GT-R LM Nismo langsung terjun bertarung diseluruh seri 2015 FIA World Endurance Championship, mulai 6 Hours of Silverstone pada April, termasuk 24 Hours of Le Mans pada Juni. Nissan belum mengumumkan siapa saja anggota tim pembalapnya, yang pasti pembalap utama adalah Marc Gene yang kaya pengalaman di balap ketahanan. Mantan tester Ferrari ini pernah juara di Spa bersama Audi dan Le Mans bersama Peugeot tahun 2009.
Balap ketahanan mengalami perubahan penting pada tahun 2012. FIA dan ACO bergabung membentuk World Endurance Championship. Ketika Peugeot memutuskan untuk keluar dari kelas pamuncak, maka hanya tinggal Audi saja yang bertahan di kelas LMP1. Untungnya Toyota –yang mundur dari Formula One- memindahkan harapannya ke balap ketahanan. Dua musim kemudian Porsche memutuskan untuk kembali bertarung disana. Dan kini Nissan ikut berkiprah.