Mobil modern semakin mudah di retas? Kabar itu mengusik perhatian Congress Amerika Serikat yang kemudian mengirim surat ke 17 produsen mobil dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Isi suratnya menanyakan kesiapan para produsen dan regulator untuk mengawal mobil dari serangan peretas.
Dalam surat tersebut ditekankan kekhawatiran para senator tentang potensi ancaman fisik di masa depan yang ditimbulkan dari perangkat dan jaringan yang saling terhubung. Termasuk beragam titik lemah penyerangan seperti ponsel yang dikoneksikan ke mobil, perangkat diagnostic yang di colokkan ke OBD-II port di mobil, lewat updates aplikasi dan rute-rute lain.
Para pejabat tinggi industry otomotif yang awalnya bersikap lamban, mulai mengambil langkah-langkah serius dalam beberapa tahun terakhir guna mengamankan komponen-kompoen yang rentan di mobilnya. Dengan berjalannya waktu pabrikan mobil berhasil menemukan solusi untuk melindungi mobilnya ditengah-tengah ancaman-ancaman baru terus berdatangan.
Ini bukan pertamakalinya Congress mempertanyakan hal semacaman ini. Senator Ed Markey dari Massachusetts pernah mengusulkan RUU yang mendorong pabrikan untuk memastikan sistem keamanan datanya tidak bermasalah.
NHTSA sudah mendirikan lembaga yang mengelola masalah terkait keamanan siber sejak tiga lalu. Akhir tahun lalu mereka menyusun laporan 40 halaman yang berisi petujuk bagi industry otomotif bagaimanan menanggapi ancaman siber.