https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d1f53796-2c82-4096-a013-a03be88529b4.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d1f53796-2c82-4096-a013-a03be88529b4.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/d1f53796-2c82-4096-a013-a03be88529b4.jpeg

Mitos Ponsel

20 October 2015

dilihat 21x

Khalayak ramai mengenal ponsel sudah lebih dari dua decade. Dalam perjalanannya ponsel pernah menjadi barang mewah nan mahal yang menjadi lambung status. Kini ponsel seperti barang kebutuhan pokok dimana setiap orang memiliki. Dan seiring jaman, ponsel terus berkembang semakin modern. Namun masih ada beberapa mitos yang masih dipertahankan hingga saat ini meskipun jaman sudah berubah. Berikut beberapa mitos yang perlu anda ketahui.



Mitos 1: Isi ulang baterai pertamakali harus penuh.
Ini kebiasan yang baik, tapi jika tidak dilakukan tidak akan merusak ponsel. Dulu, ketika baterai menggunakan Nickel Cadmium (NiCd) atau Nickel Metal Hydrate (NiMH) memang harus di isi penuh dulu, istilahnya priming. Namun dengan teknologi baterai lebih modern, menggunakan Lithium Ion, tidak perlu lagi priming. “Ponsel langsung bisa dipakai,” terang situs Battery University. Situs ini fokus memberi advis bagaimana melakukan isi ulang baterai dengan baik.

Namun meskipun menggunakan Lithium Ion, sebaiknya di isi ulang hingga penuh saat pertamakali dipakai. Manfaatnya membantu sistem komputer ponsel untuk melakukan kalibarasi. Sehingga komputer ponsel bisa menyajikan angka persentase kapasitas baterai tersisa lebih akurat. Namun ketidakakuratan yang mungkin terjadi, akan terkoreksi setelah beberapa kali isi ulang listrik.

Mitos 2: Android kebal Malware
Justru menurut CEO of security group Kaspersky Lab, Eugene Kaspersky sebaliknya. “Lagi dan lagi, jutaan serangan brutal terjadi. Tidak aman. Serangan terhadap iPhone lebih kecil kemungkinannya karena lebih sulit mengembangkan malware untuk iPhone,” katanya. Saat berbicara soal ancaman, dia menyebutkan sistem operasi Windows jauh lebih baik dibandingkan sistem operasi lainnya, termasuk iOS, OS X dan Android. Bahkan dimasa depan, windows bahkan akan semakin ketat. Data perusahaan keamanan internet Symantec, laporan klaim sepanjang 2014, sekitar 17 persen aplikasi Android, (hampir satu juta aplikasi) diduga adalah malware. Laporan ancaram perangkat mobil yang dibuat Pulse Secure tahun 2015 menemukan pada 97 persen malware perangkat mobil dikembangkan dengan platform Android. Ancaman terhadap perangkat Android terus meningkat. Untuk mengurangi resiko, hindari berinteraksi dengan aplikasi yang belum dikenal. Biasakan menggunakan produk dari developer yang dipecaya. Saat ini lebih dari satu miliar perangkat di seluruh dunia yang menggunakan sistem operasi Android. Tentu ini menarik minat para penjahat dunia maya untuk membuat program jahat untuk mendapat keuntungan pribadi.

Mitos 3 : Task Killer meningkatkan peforma.
Menurut How-to Geek, aplikasi Task Killer dan semacamnya tidak membantu meningkatkan kinerja bahkan pada kondisi tertentu malah menurunkan kemampuan ponsel. Android adalah system operasi yang canggih. Sejak awal pengembangannya sudah disiapkan untuk menampung aplikasi dalam jumlah besar, lalu mudah dijumput dan dioperasikan. Memasang aplikasi khusus untuk tugas semacam itu jelas tidak berguna.

0 Komentar


Tambah Komentar