Asa memiliki mobil nasional tidak pernah padam. Sejak era 90-an ketika Timor lahir, semangat itu terus dipelihara. Puncaknya adalah mobil Esemka yang digagas Presiden Joko WIdodo (Jokowi) saat menjadi Walikota Solo. Seiring perjalanan waktu, nama Esemka meredup dan tidak terdengar lagi.
Namun mimpi mengembangkan dan memproduksi mobil nasional tidak pupus. Di sela-sela kunjungan resmi ke Malaysia, Jokowi dengan didampingi PM Malaysia Najib Razak menyaksikan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding/memo kesepahaman) antara Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), Jumat pekan lalu.
Memorandum of Understanding ditandatangani CEO Proton, Datuk Abdul Harith Abdullah dan CEO PT ACL, AM Hendropriyono dengan disaksikan duta besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan dubes Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno.
Dalam MoU itu kedua belah pihak akan mendalami lebih jauh peluang-peluang bisnis yang bisa digarap bersama kedua perusahaan yang tujuannya adalah mengembangkan dan memproduksi mobil nasional. Studi kelayakan akan diselenggarakan termasuk peluang memproduksi dan mengembangkan mobil nasional di Indonesia. Kedua perusahaan juga mengeksplorasi peluang kerjasama dalam aspek ekonomi dan teknis. Juga merencakankan lokalisasi, belanja, engineering dan desain. Juga layanan logistic, studi pasar dan proses-proses lain yang relevan.
“Lewat MoU ini, Proton bisa mengembangkan bisnisnya di Indonesia untuk memproduksi ASEAN Cars,” kata PM Najib Razak kepada media bersama Presiden Joko Widodo di Perdana Putra. “Presiden Widodo juga sangat berminat untuk membuat proyek ini jadi nyata.”
”Kerja sama ini merupakan langkah besar bagi industri otomotif Indonesia. Selain itu, akan membuka lapangan kerja yang luas bagi rakyat Indonesia,” ujar Hendropriyono.
Semoga mobil ini nasibnya lebih baik dari Esemka.