Honda Ragu Mobil Hidrogen Bakal Booming

Mobilku.com - CEO Honda Motor Co, Toshihiro Mibe, meyakini bahwa mobil berbahan hidrogen tidak akan pernah populer di masyarakat. Bukan hanya itu, dia juga menyayangkan jika ada perusahaan mobil yang masih beranggapan sebaliknya, dan menaruh harapan bahwa mobil hidrogen akan sepopuler mobil pembakaran atau baterai.

Melihat sejarahnya, Honda sebenarnya sudah cukup lama melakukan riset dan pengembangan mobil-mobil fuel cell dari hidrogen. Namun selama proses pengembangannya, Honda menemukan kenyataan bahwa pengembangan mobil hidrogen membutuhkan teknologi yang sangat sulit dan luar biasa mahal. 

Berdasarkan alasan itulah mereka melihat jika mobil hidrogen tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat dunia. Hal tersebut juga seolah dibuktikan dengan dihentikannya produksi mobil hidrogen mereka yakni Honda Clarity Fuel Cell pada April 2021 karena rendahnya permintaan. Pabrik Honda yang memproduksi Honda Clarity di Sayama, Jepang, kabarnya juga akan resmi ditutup pada Maret 2022 mendatang. 

Honda Pergi, Toyota Masih Percaya Diri

Sikap Toshihiro Mibe bertolak belakang dengan pandangan CEO Toyota Motor Corp, Akio Toyoda. Cucu dari pendiri Toyota tersebut sangat yakin jika teknologi hidrogen punya peran penting di industri otomotif.

Selain memperkenalkan Toyota Mirai sebagai mobil bertenaga hidrogen, Toyota belum lama ini telah memperkenalkan konsep GR Yaris bertenaga hidrogen menggunakan mesin tiga silinder 1.6 liter turbocharged yang serupa dengan GR Yaris bertenaga bensin.

Perlu dicatat, GR Yaris bertenaga hidrogen ini tidak sama dengan kendaraan listrik sel bahan bakar hidrogen (FCEV), seperti Mirai. Jika Mirai mengandalkan reaksi kimia dalam sel bahan bakarnya untuk menghasilkan energi, konsep GR Yaris menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk mesin pembakaran internalnya. Sederhananya, Toyota menemukan cara mengganti bensin dengan hidrogen.

Komitmen Toyoda pada teknologi Hidrogen tidak hanya sampai disitu, dirinya bahkan telah menegaskan bahwa Toyota akan berinvestasi sebesar $ 70 miliar atau setara Rp 998,7 triliun untuk pengembangan seluruh mobil rendah emisi sepanjang hingga 2030. Mobil-mobil itu di antaranya adalah mobil listrik murni, plug-in hybrid, hybrid, dan juga hidrogen.