21 September 2021
dilihat 44x
Mobilku.com - CEO Toyota Akio Toyoda, yang juga merupakan ketua asosiasi pembuat mobil Jepang mengaku tidak senang dengan upaya pemerintah yang ingin mendorong penggunaan EV lebih cepat.
Toyoda mengatakan bahwa pengaplikasian EV yang lebih cepat dapat membuat Jepang harus kehilangan 5,5 juta pekerjaan di tahun 2030. Toyoda juga memperingatkan bahwa tujuan green factory yang terlalu cepat harus di imbangi dengan regulasi dan infrastruktur yang memadai.
Sebelumnya, pemerintah Jepang memang bertujuan untuk memangkas setengah dari kadar emisi pada tahun 2030, hingga akhirnya mencapai bebas karbon pada tahun 2050. Namun, CEO Toyota menegaskan bahwa tujuan tersebut harus memperhitungkan kenyataan bahwa sumber kehidupan ekonomi Jepang berasal dari manufaktur, dan tidak bisa terburu-buru.
Pergeseran menuju EV bukan hanya akan melemahkan industri manufaktur Jepang, tetapi juga akan membunuh jutaan mobil bensin yang masih bisa beroperasi.
Toyoda mencatat bahwa pabrikan mobil Jepang dapat memproduksi setidaknya 10 juta unit kendaraan per tahun. Namun begitu kendaraan bensin mulai dilarang, maka pabrikan mobil akan menjadi industri yang sangat terpukul akibat regulasi tersebut.
Akio Toyoda berpendapat bahwa jalan menuju netralitas karbon harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara. Selain itu, penggunaan EV secara masal juga bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai netralitas karbon.
Kendaraan hybrid dipercaya masih memiliki kontribusi yang signifikan terhadap netralitas karbon, meskipun mesinnya masih menggunakan bahan bakar minyak. Mobil hybrid juga dipercaya lebih murah dibandingkan EV, baik dari harga jual maupun biaya pengembangan.
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah perbaikan mobil hybrid jauh lebih bersih dibandingkan EV yang menyisakan limbah baterai. Pada saat yang bersamaan, mobil hybrid juga dapat dijadikan jembatan menuju penggunaan EV dan negara yang bebas karbon.
0 Komentar
Tambah Komentar