https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/logoHeader.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets/human-logo.png
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/371b3ef8-2e01-4efe-89a7-0e6a8202159a.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/371b3ef8-2e01-4efe-89a7-0e6a8202159a.jpeg
https://mobilku-dev2.s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/news/1000/371b3ef8-2e01-4efe-89a7-0e6a8202159a.jpeg

10 tahun Riset untuk Menempelkan Baja - Aluminium

03 November 2015

dilihat 19x

Aluminium semakin banyak digunakan di industry otomotif. Karena bobotnya yang ringan, logam ini menjadi pilihan untuk membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar sekaligus kapabiltias mobil. Padahal mengkombinasikan aluminium dengan baja sebagai komponen utama struktur kerangka mobil tidaklah mudah. Salah satu problem utamanya adalah mengelas aluminium dengan baja. Biasanya pengelasan –yang dilakukan pada suhu tinggi, justru akan memperlemah kekuatan aluminium.



Ohio State University berhasil menemukan teknik baru untuk menngelas baja dan aluminium. Teknik yang ditemukan setelah riset selama 10 tahun ini juga butuh energy lebih sedikit dan 50 persen lebih kuat. “Dengan metode kami justru semakin kuat,” terang Glenn Daehn, profeser material di Ohio State yang terlibat dalam proses pengembangan teknik baru ini.

Teknik tradisional yang disebut spot resistant welding bekerja dengan mengalirkan arus listrik melewati lembaran-lembaran logam dengan memanfaatkan tahanan listrik alami di tiap-tiap logam itu. Hal itu memicu panas yang tinggi yang melelehkan logam-logam itu sehingga keduanya menempel. Proses ini menyerap banyak energy dan logam yang meleleh itu juga mengurangi kekuatan logam dibandingkan sebelum di las.

Yang dilakukan tim Ohio State adalah menciptakan metode baru yang disebut vaporized foil actuator (VFA) menggunakan lompatan pulsa listrik tegangan tinggi (yang banyaknya bisa jutaan kali tiap detik) menembus aluminium foil dan membakar gas panas yang bergerak dengan kecepatan ribuan kilometer per jam untuk mengikat atom logam yang satu dengan atom logam yang lain. Karena kedua logam itu tidak meleleh, maka kekuatannya tidak berkurang justru hasilnya semakin kuat.

Karena energy yang diperlukan untuk menguapkan gas lebih sedikit daripada melelehkan logam, maka total energy yang diperlukan lebih hemat. Dengan metode ini, Prof. Daehn dan timnya berhasil mengelas beragam kombinasi logam berbeda seperti tembaga, aluminium, magnesium, besi, nikel dan titanium

Tahun 2012 Honda menciptakan teknik yang disebut friction stir welding (FSW). FSW menggunakan panas, friksi dan tekanan sehingga elemen ketiga meleleh dan mengikat dua logam, aluminium dan baja. Teknik ini juga lebih irit energy dan hasilnya lebih kuat dibandingkan teknik tradisional. Metode yang mirip juga dipakai Lincoln, Mazda dan Audi.

0 Komentar


Tambah Komentar